Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh.
Semoga Allah subhanahu wata'ala menerima semua ibadah hambanya yang bersungguh-sungguh.
Seluruh orang yang sudah beragama Islam pasti tahu mengenai bulan ini. Jangan kan orang Islam, orang yang belum beragama Islam pun banyak sekali yang sudah tahu mengenai bulan ini.
Bulan Ramadan adalah bulan di mana umat muslim dan muslimah berpuasa dari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Jadi ketika waktu sholat subuh telah masuk, maka puasa telah dimulai dan akan berakhir ketika waktu sholat maghrib tiba.
Batas terakhir seseorang masih diperbolehkan makan dan minum adalah sebelum masuknya waktu sholat subuh. Dan, ketika waktu sholat subuh sudah masuk, maka sudah tidak diperbolehkan lagi makan dan minum karena waktu berpuasa sudah dimulai. Hal ini berdasaarkan:
“Dan makan minumlah kamu hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.”
(QS. Al-Baqarah: 187)
Aisyah RA. berkata:
”Janganlah adzan Bilal mencegah dari sahur kamu, karena dia menyerukan adzan pada malam hari. Makan minumlah kamu hingga kamu mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum, karena dia tidak menyerukan adzan hingga terbit fajar.” (HR Bukhari, Muslim, Nasa`i)
Dalam puasa bulan Ramadan, dikenal istilah Sahur. Istilah ini adalah sebuah sebutan untuk kegiatan makan dan minum di waktu fajar bagi orang yang akan melaksanakan ibadah puasa.
Dikenal pula istilah Imsak. Istilah ini adalah sebuah sebutan yang bertujuan untuk menandai bahwa waktu dimulainya puasa adalah sebentar lagi. Bukan waktu yang sudah tidak diperbolehkannya lagi makan dan minum. Artinya ketika waktu imsak masuk, makan dan minum masih diperbolehkan. Imsak adalah sekitar 10 menit sebelum masuknya waktu sholat subuh.
Bahkan, dalam keadaan tertentu yang bukan disengaja, sahur ketika adzan subuh berkumandang masih diperbolehkan hingga adzan subuh selesai. Hal ini berdasarkan:
Abu Hurairah RA berkata:
”Rasulullah bersabda,’Jika seseorang dari kamu mendengar adzan (Shubuh), sedangkan bejana (air) sedang di tangannya, maka janganlah dia meletakkan bejananya hingga dia menyelesaikan hajatnya darinya (minum).” (HR Abu Dawud)
Tetapi jangan dipahami bahwa waktu sahur adalah ketika masuknya waktu sholat subuh/ ketika adzan subuh. Walau pun ada dalil yang mengatakan bahwa disunnahkannya untuk mengakhirkan sahur. Dalil tersebut adalah sebagai berikut:
Dari Anas Ra. dari Zaid bin Harits Ra, ia berkata:
“Kita bersahur bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam lalu kita mendirikan shalat.”
Saya berkata:
“Berapa lamakah antara keduanya?”
Ia berkata:
“Lima puluh ayat.”
(HR Al-Bukhari)
Bukan berarti kita selalu sahur ketika masuknya waktu sholat subuh/ ketika adzan subuh berkumandang. Sahur adalah sunnah. Berikut dalilnya:
“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.”
(QS. Al-Baqarah: 187)
Dari Abu Sa’id Al Khudri. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Makanan sahur adalah makanan yang barakah maka janganlah kalian meninggalkannya, walaupun seorang dari kalian hanya sahur dengan meneguk air, karena sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur”. (HR. Imam Ahmad)
"Lalu mengapa berpuasa penuh selama satu bulan itu adanya di bulan Ramadan?"
Untuk menjawab pertanyaan itu, mungkin saya bisa menggunakan hal-hal berikut:
Bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-quran
Berikut dalilnya:
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.”
(QS. Al Baqarah: 185)
Terdapat Lailatul Qadar di dalam bulan Ramadan
Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan. Malam ini disebutkan di dalam Al-quran sebagai malam yang lebih baik dibanding seribu bulan. Al-quran diturunkan oleh Allah pada malam ini.
Berikut dalilnya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
(QS. Al Qadr: 1-3)
Dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka dan dibelenggunya setan-setan
Berikut dalilnya:
“Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.”
(HR. Muslim)
Dengan ketiga alasan tersebut, tidak heran Allah menetapkan puasa yang diperuntukkan kepada umat Islam pada bulan Ramadan.
"Kemudian apa yang menjadi keistimewaan dari menjalankan puasa di bulan Ramadan?"
Subhanallah wabihamdihi, subhanallahil adzim.
Bolehlah saya terlebih dahulu mengucap kalimat itu sebagai tanda syukur saya kepada Allah karena telah membuat begitu banyak nikmat bagi manusia di muka bumi ini, khususnya nikmat yang telah Ia berikan berupa cara/ kiat penyelamat manusia dari siksa neraka kelak.
Mendapatkan syafaat dari puasa itu sendiri
“Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata,’Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya’. Dan Al-Qur’an pula berkata,’Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya.’ Beliau bersabda, ‘Maka syafaat keduanya diperkenankan.’”
(HR. Ahmad)
Mendapatkan pengampunan dosa
Abu Hurairah Ra. berkata:
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Disediakannya pintu surga bernama Ar-royyan
Sahl bin Sa’d Ra. berkata:
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama Ar-Royyaan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka,’Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Mendapatkan perisai yang dapat melindungi dari api neraka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka.” (HR. Ahmad)
Dan masih banyak lagi keistimewaan puasa di bulan Ramadan. Tetapi, empat keistimewaan yang saya tulis di atas sudah lebih dari cukup bagi kita untuk menjalankan ibadah yang mulia ini. Untuk memperoleh surga. Untuk selamat dari siksa api neraka.
Alangkah beruntungnya seseorang yang tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.
Selama masih di dunia, mungkin masih ada sebagian muslim/ muslimah yang belum begitu merasakan betapa beruntungnya ia karena telah mengenal atau setidaknya pernah mendengar tentang ibadah yang mulia ini walau pun telah menyia-nyiakannya. Mereka pasti akan menyesal ketika di akhirat.
Yakinlah bahwa akhirat itu ada. Kehidupan abadi di surga atau neraka bagi seluruh umat manusia adalah benar-benar nyata karena itu adalah ketetapan Allah subhanahu wata'ala. Takutlah kita pada ketetapan itu agar kelak kita tidak menyesal. Karena penyesalan yang datangnya setelah kematian adalah sia-sia.
***
Demikian artikel saya mengenai Puasa di bulan Ramadan ini.
Jika ada penjelasan yang kurang atau bahkan menyimpang, kalian bisa sampaikan di kolom komentar sehingga saya bisa tambahkan/ perbaiki.
Terakhir, jika ada tulisan saya pada postingan ini yang melukai hati para pembaca, saya minta maaf. Tidak ada sedikit pun maksud di hati saya untuk melukai hati siapa pun.
Saya ucapkan terima kasih bagi yang sudah membaca sampai sejauh ini.
Semoga kita selalu dibimbing oleh Allah subhahu wata'ala dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Semoga postingan ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh.
***
Rujukan: muslim.or.id